Psikolinguistik
I. Pengertian psikologi menurut para ahli
1. Hartley
Psikolinguistik membahas hubungan bahasa dengan otak dalam memproses dan mengkomunikasikan ujaran dan dalam akuisisi bahasa
Hal yang penting adalah bagaimana memproses dan menghasilkan ujaran dan bagaimana akuisisi bahasa itu berlangsung.
Proses bahasa berlangsung adalah pekerjaan otak. Yang tidak dimengerti
dan tidak diketahui yang pasti ialah bagaimana proses pengolahan bahasa
sehingga berwujud satuan-satuan yang bermakna dan bagaimana proses
pengolahan satuan ujaran yang dikirim oleh pembicara sehingga dapat
dimengerti pendengar. Yang pasti segala sesuatu berada dalambatabatas
kesadaran ( pembicara maupun pendengar).
2. Carles Osgood dan Thomas Sabeok
Psikolinguistik secara langsung berhubungan dengan proses kode dan mengkode seperti orang berkomukasi.
3. Robert Lado
psikolinguistik adalah gabungan melalui psikologi dan linguistik.
Bagaimana telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian ,
dan perubahan bahasa. Menurut Lado psikologi hanya merupakan
pendekatan.
Pendekatan untuk menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa dan perubahan bahasa.
• Pengetahuan bahasa bersangkut paut dengan masalah kognitif
• Pemakaian bahasa berkaitan dengan praktek pengetahuan bahasa (apa yang diketahui dikemukakan dalam pemakaian bahasa).
• Peruabahan bahasa menyangkut akuisisi bahasa dan tahap perkembanganya terutama ketika manusia masih kecil/kanak.
4. Emon Back
Psikolinguistik adalah ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya pembicara
membentuk dan membangun suatu atau mengerti kalimat tersebut.
Hal ini mengacu pada domain kognitif, yakni bagaimana bahasa berproses
dalam otak kita. Bahasa yang diwujudkan dalam kalimat dihasilkan oleh
pebicara yang kemudian diusahakan untuk dimengerti oleh pendengar.
1. Langacker
Psikolinguistik merupakan telaah akuisisi bahasa dan tingka laku
linguistik terutama mekanisme psikologis yang bertujuan pada kedua
bahasa tersebut.
Akuisisi bahasa bersangkut paut dengan proses pemerolehan bahasa.
Tinga laku linguistik mengacu pada proses kompetensi dan performance
bahasa. Proses ini bahasa ini tetap dalam otak. Oleh karena itu
mekanisme psikologi sangat berperan.
2. Diebolt yang dikutip Slama.
Psikolinguistik dalam pengertian luas membicarakan hubungan antara psean
dengan sifat-sifat kemandirian manusia yang menyeleksi dan nmenafsirkan
pesan.
7. Paul Fraisse
Psikolinguistik adalah hubungan antara kebutuhan kita untuk berekpresi
dan berkomukasi dan benda-benda yang ditawarkan kepada kita melalui
bahasa yang kita pelajari sejak kecil dan tahap-tahap selanjtnya.
Berdasarkan batasan-batasan yang telah disebutkan diatas terdapat pandangan sebagai berikut :
• psikolinguistik membahas hubungan bahasa dengan otak
• psikolinguistik berhubungan langsung dengan proses mengkode dan menafsirkan kode
• psikolinguistik sebgai pendekatan
• psikolinguistik menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan perubahan bahasa
• psikolinguistik menitikberatkan pada pembahasan mengenai akuisisi bahasa dan tingkalaku linguistik.
PSIKOLINGUISTIK
Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang kerap
perkembangannya pesat karena membuka diri dalam temuan disiplin ilmu
lain sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan
bahasa (language acguisition) serta komprehensi dan produksi bahasa (
speech comprehension and production). Psikolinguistik merupakan salah
satu cabang linguistik yang kompleks. Ahli psikolinguistik dituntut
untuk dapat melakukan analisis pada semua tataran linguistik
(fonologi-morfologi-sintaksis-wacana-semantik-pragmatik) dengan baik
karena psikolinguistik berusaha memahami bagaimana bahasa berbahasa di
otak manusia. Selain itu, psikolinguistik juga mempertanyakan kembali
apakah terdapat bukti biologis bahwa bahasa bersifat anugerah kodrati
(innate properties) sebagaimana dicetuskan oleh Chomsky. Kajian
psikoliguistik akan memberi kajian yang bermanfaat untuk perencanaan
bahasa jika penelitian tentang pemerolehan bahasa pertama (chil language
acquisition) ditingkatkan.
Hasil penelitian mengenai anak yang normal, baik pemerolehan bahasa
Indonesia maupun pemerolehan bahasa daerah, diperlukan oleh perencanaan
bahasa dan juga oleh bidang pengajaran bahasa. Teori yang terbaru, yaitu
cenectionism sangat berkaitan erat dengan kumputasi bahasa (language
computing), yaitu pembuat program komputer yang mencoba meniru kerja
otak dalam memproses bahasa. Dalam hal ini, komputer diprogram agar
dapat melakukan pemprosesan bahasa secara pararel , masal, dan serempak
(massive parallel prosesing ) dan computer diharapkan dapat belajar
menemukan sendiri pola dan struktur bahasa tanpa diberi asupan tentang
tata bahasa. Hal ini untuk meniru cara kerja otak anak ketika belajar
berbahasa sehingga satu-satunya jalan untuk menemukan pola dan struktur
bahasa adalah dengan mencoba mengoneksikan berbagai data kebahasaan yang
dientri ke dalam komputer.
Pendekatan struktural lebih berorientasi pada pengamatan produk bahasa
dengan mencoba memahami perspektif proses komprehensi dan atau produk
bahasa yang menjadi otak manusia. Misalnya dengan menggunakan data
linguistik berupa kilir lidah yang dikenal spoonerisms. Psikolinguistik
merupakan salah satu cabang lilnguistik yang sangat menarik karena
“memaksa” kita membuat berbagai hipotesis tentang cara kerja otak
memproses bahasa.
II. Objek Bahasa
Psikolinguistik adalah gabungan dua disiplin ilmu
Bahasa gejala jiwa
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa objek psikolinguistik adalah
bahasa juga, tetapi bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang
tercermin dalam gejala jiwa. Dengan kata lain, bahasa yang dilihat dari
aspek –aspek psikologis.
• Contoh : orang yang sedang marah akan lain perwuju dan bahasa yang digunakan dengan orang yang sedang bergembira.
Titik berat psikolinguistik adalah bahasa, dan bukan gejala jiwa. itu
sebabnya dalam batasan-batasan psikolinguistik yang telah dikemukakan
selalu ditonjolkan proses bahasa yang terjadi pada otak (mind), baik
proses yang terjadi di otak pembicara maupun proses yang terjadi pada
otak pendengar.
III. Lingkup Psikolinguistik
Lingkup psikologis mencoba memerikan bahasa dilihat dari aspek-aspek
psikologi dan sejauh dapat dipikirkan oleh otak manusia. Topik-topik
penting yang menjiwai lingkupan psikolinguistik adalah :
• Proses bahasa dalam komuniasi dan pikiran
• akuisisi bahasa
• Pola tingkah laku berbahasa
• asosiasi verbal dan persoalan makna
• Proses bahasa pada orang yang abnormal
• Persepsi ujaran dan kognisi
Kita sulit memikirkan bagaimana satuan bahasa bersemayam dalam otak
kita.Yang jelas, kita menyaksikan bahwa kita berbicara kadang-kadang
tanpa dipikirkan lagi, dan kita bergembira karena lawan bicara mengerti
apa yang kita katakan.
1.4 Kedudukan Psikolinguistik dan Ilmu Lain
Setiap ilmu berdiri sendiri. Namun dalam operasionalnya tidak berdiri
sendiri. Biasanya manusia menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan
berbagai cabang ilmu. dengan kata lain terdapat hubungan suatu ilmu
dengan ilmu yang lain. Bagaimana kedudukan psikolinguistik dengan ilmu
lain dapat digambarkan oleh George sebagai berikut:
Contoh : Ali yang gemuk itu sakit.
Linguistik : struktur kalimat
Psikologi : bagaimana perasaan Ali yang sakit?
Logika : mungkinkah orang yang gemuk itu sakit?
filsafat : dari mana datangnya sakit, dan kalau sudah sembuh ke mana
perginya rasa sakit itu? mengapa orang sakit meskipun diobati meninggal
juga?
psikologi
Linguistik
Filsafat
logika
1.5 Psikologi Dewasa Ini
Dewasa ini psikolinguistik lebih diarahkan untuk pendidikan bahasa.
Psikolinguistik dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa. Pengajaran bahasa
di sini diarahkan agar si terdidik mahir berbahasa. Jadi, tujuannya
praktis, yakni agar si terdidik dapat menggunakan bahasa yang diajarkan
kepadanya. Peranan psikolinguistik dalam pengajaran bahasa bukan saja
berhubungan dengan akuisisi bahasa, tetapi juga untuk kepentigan belajar
bahasa pertama, bahasa kedua, dan bahasa asing. Dewasa ini si terdidik
bukan saja mempelajari satu bahasa tetapi harus diajarkan bahasa yang
bukan bahasa ibunya. Untuk mempelajari bahasa diperlukan gabungan teori
linguistik dan psikologi yang menjelama dalam sub disiplin linguistik
yang disebut Psikolinguistik Dengan adanya psikolinguistik diharapkan
proses akuisis bahasa lebih terungkap dan pengajaran bahasa , baik
bahasa ibu, bahasa kedua, maupun bahasa asing lebih memenuhi harapan.
2. Aspek-Aspek Psikolinguistik
2.1 Pendekatan
Bahasa dapat dilihat dari pendekatan :
a) Bahasa sebagai suatu sistem
b) Bahasa sebagai tingkah laku personal
c) Bahasa sebagai tingkah laku antarpersonal
a) Bahasa sebagai suatu sistem
Mengisyaratkan adanya kaidah yang mengatur suatu bahasa. Kaidah bahasa
tertentu tercermin dalam tatarannya. Kaidah tersebut tidak berdiri
sendiri tetapi merupakan seperangkat unsur yang menjalin dan membentuk
suatu sistem. Bahasa itu bersifat dinamis dengan pengertian bahwa bahasa
itu berkembang sesuai dengan perkembangan penutur bahasa. Itu sebabnya
bahasa dapat pula kita lihat sebagai tingka laku personal. Sebagai suatu
sistem bahasa menampakan wujudnya dalam bunyi dan simbol-simbol. Bunyi
dan simbol mengikuti kaidah yang ditaati oleh penutur bahasa dan secara
konvensional digunakan dalam kehidupan sehari-hari. sistem bahasa
tertentu yang merupakankompetensi penutur bahasa akan menampakan
wujudnya dalam performansi seseorang.
b) Bahasa sebagai tingkah laku personal
Sebagai tingkah laku personal, bahasa menampakan wujudnya dalam penampilan seseorang.
Contoh : apabila seseorang berkata, “Berkatalah Saudara dan akan saya
katakan siapakah saudara”. Dengan kata lain, dengan bahasa kita dapat
ketahui tingkah laku penutur bahasa. Orang bisa saja mengambil
kesimpulan dengan melihat reaksi seseoran terhadap rangsangan yang ia
terima. Hubungan antara siatasi, konteks verbal pembicaraan dapat
dipelajari dan dapat kiota mengamil kesimpulan makna yang terkandung
dalam sutau tuturan.
b) Bahasa sebagai tingkah laku antarpersonal
bahasa dapat dilihat melalui situasi komunikasi pada situasi tertentu.
Apabila seseorang bertanya dan lawan bicara menjawab dengan memuaskan
berarti komunikasi berhasil baik. Sebaliknya kalau seseorang memerintah
kemudian lawan bicara diam saja, itu tandanya komunikasi tidak berhasil.
Sebab-sebabnya dapat dilihat dari :
• pembicara
• lawan bicara
• situasi
Banyak variable yang ikut menentukan lancarnya komunikasi.
Dalam komunikasi terjadi banyak hambatan yang berhubungan dengan persepsi penutur antara lain :
• informasi yang dikirim kurang jelas
• ingatan dan kapasitas penutur dan pendengar berbeda
• kedua pembicara menggunakan konvensi gramatikal yang berbeda
• antara keduanya terjadi interferensi gramatikal yang bersifat regional, dan
• pengaruh alat bicara dan alat dengar yang tidak sempurna.
kalau kita ingin menggunakan bahasa tertentu, salah satu cara yakni mendengarkan tuturan penutur bahasa yang bersangkutan.
Dilihat dari segi psikolinguistik, tuturan dapat dilihat dari tiga tingkat, yakni
1) struktural
2) intensional
3) motivasional
Aspek struktural : mengacu kepada sistem bahasa yang bersangkutan,
Aspek intensional : mengacu kepada kebertahanan leksikon dan makna pada otak pembicara ,
Aspek motivasional : mengacu kepada daya dorong yang menyebabkan seseorang menyatakan sesuatu dengan menggunakan bahasa.
2.2 Pengertian
Menurut Langacker: linguistik adalah bahasa manusia
Lyons : linguistik adalah studi bahasa secara ilmiah
berdasarkan kedua batasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa objek
linguistik adalah bahasa dan bahasa yang dimaksud adalah bahasa manusia.
Untuk berkomunikasi bahasa memegang peranan yang sangat penting. Bahasa
yang sangat berperan adalah bahasa lisan. Semua manusia menggunakan
bahasa lisan untuk menghubungkan dirinya dengan dunia di luar dirinya.
penggunaan bahasa dapat dijadikan alat untuk menerka proses yang
bergejolak dalam jiwa seseorang.
2.3 Bahasa sebagai Objek Linguistik
1) Bahasa merupakan seperangkat bunyi : bunyi bahasa. Kita mengerti
pesan yang tersirat dalam deretan bunyi bahasa itu karena termasuk
penutur bahasa yang digunakan oleh pembicara
2) Bahasa bersifat arbitrer
Hubungan antara bunyi atau urutan bunyi dan objeknya bersifat arbitrer
dan tidak dapat diterka. tidak ada hubungan antara kegiatan meletakan
dan bunyi meletakan.
3) Bahasa bersitaf sistematis
Setiap bahasa mempunyai sistem sendiri-sendiri yang berbeda dengan sistem bahasa manapun
4) Bahasa merupakan seperangkat simbol
Bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara manusia yang berwujud kata-kata,
sebenarnya, sebenarnya simbol yang mewakili suatu benda, proses,
peristiwa atau kegiatan.
Misalnya : kegiatan meletakkan. simbolnya meletakkan. Jadi kalau kita
melihat seseorang sedang membungkukan dan tangannya yang di sebelah
menaruh sesuatu maka simbol kegiatan ini meletakkan.
5) Bahasa bersifat sempurna
Sempurna dalam hal telah memenuhi amanat pembicara.
Contoh : Letakanlah buku di atas meja
2.4 Proses Bahasa
Kalau kita mendengar orang yang sedang berbicara, sesungguhnya kita
hanya mendengar bunyi-bunyi bahasa yang tentu harus dibedakan dari bunyi
yang lain, misalnya bunyi orang bersiul atau mendengkur. Bunyi bahasa
itu, ada yang kita mengerti dan ada pula yang asing bagi kita. Bunyi
bahasa yang kita mengerti menandakan bahwa pembicara memiliki bahasa
yang sama dengan bahasa kita atau antara pembicara dan kita sebagai
pendengar saling mengerti. Sebaliknya kalau kita mendengar urutan bunyi
bahasa tetapi tidak mengerti apa yang dikatakan bahwa bahasa yang
digunakan bukan bahasa kita atau bahasa asing bagi kita. Dengan adanya
pengetahuan tentang bahasa kita dapat menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa lainnya. Artinya ada persepsi yang sama tentang bahasa yang
digunakan. secara operasional, komunikasi yang sedang berlangsung itu
bersitaf timbal balik.
Namun dalam keadaan tertentu komunikasi itu hanya bersifat searah
Misalnya : kita menyuruh seseorang dan yang bersangkutan tidak bereaksi apa-apa,kecuali melaksanakan suruhan kita.
Bahasa yang digunakan dalam proses komunikasi sebenarnya melalui suatu
proses yang disebut proses bahasa. Proses bahasa dapat dibagi tiga
bagian, yakni :
1) proses ketika masih berada dalam jati diri seseorang
2) berada di lingkungan , dan
3) berada dalam jati diri pendengar.
BAHASA DAN PIKIRAN
Bahasa digunakan untuk mengungkapkan pikiran.
Pertanyaan yang perlu dikerjakan :
1. bagaimana hubungan antara bahasa dan pikiran.
2. dapatkah kita berpikir tanpa bahasa
3. bagaimana proses berpikir itu
4. apakah pikiran kita dipolakan oleh struktur bahasa yang kita gunakan
5. bagaimana caranya agar hasil pemikiran dimengerti oleh pendengar
Langacker : berpikir adalah aktivitas mental manusia. Aktivitas mental
akan berlangsung apabila ada stimulus, artinya ada sesuatu yang
menyebabkan manusia untuk berpikir. Memang ada saja yang dipikirkan
manusia.
Bahasa digunakan untuk mengoperasikan hasil pemikiran manusia. dalamhubungan inibahasa dapat dilihat dari dua hal yakni :
1) sebagai aktivitas jiwa;
2) bahasa sebagai aktvitas otak
• Sebagai aktivitas jiwa : bahasa dapat dianggap baik sebagai gerakan mental atau sebagai stimulus reaksi..
• Ilmu yang mempelajari bahasa sebagai gerakan mental di sebut psikomekanik
• bahasa dianggap sebagai aktivitas otak
Sebagai aktivitas otak terdapat dua pendekatan yang digunakan yakni :
• pendekatan melalui neurology : bunyi bahasa dan konsep terdapat dalam otak
• pendekatan teknologi : terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan :
1. model kontruksi
2. model teoritis
3. model kerja
1 pengertian
Psikolog dan linguis pada saat ini lebih suka menggunakan istilah
akuisisi bahasa (language acquisition) .Istilah akuisisi lebih baik
digunakan daripada istilah belajar bahasa karena belajar bahasa lebih
banyak digunakan oleh ahli-ahli psikologi.
• Studi tentang akuisisi bahasa bukan hanya dilakukan bagi anak-anak
norma tetapi, tetapi juga dilakukan terhadap anak-anak yang abnormal.
2.Teori Akuisisi Bahasa
1) Teori akuisisi bahasa yang behavioristik
2) Teori akuisisi bahasa yang mentalistik
3) Teori akuisisi bahasa yang kognitiftik
1) Teori akuisisi bahasa yang behavioristik atau kaum empiris/
antimentalistik/ makanis : tidak ada struktur linguistik yang dibawa
sejak lahir. Anak lahir dianggap kosong dari bahasa. Lingkunganlah yang
akan membentuk yang perlahan-lahan dikondisi oleh lingkungan dan
pengukuhan terhadap tingkah lakunya. pengetahuan dan ketrampilan
berbahasa diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar.
2) Teori akuisisi bahasa yang mentalistik /nativis / rasionalis :
Seorang anak sejak lahir telah membawa sejumlah kapasitas atau potensi
bahasa yang akan berkembang sesuai dengan proses kematangan
intelektualnyaatau disebut LAD (Language Acquisition Device).kelangkapan
berbahasa ini berisis sejumlah hipotesis bawaan.
3) Teori akuisisi bahasa yang kognitiftik : aspek pengetahuan dan pegalaman
Teori kognitif menekankan hasil kerja menta, hasil pekerjaan yang nonbehaviristik
Proses Akuisisi Bahasa
Telah ada keyakinan antara sesame ahli psikolinguistik bahwa akuisisi
bahasa bersifat dinamis : berlangsung dari tahap yang satu ke tahap yang
lain.
dalam tahap perkembangan akuisisi ini terjaadi :
• perubahan yang terjadi dengan struktur kata
• perkembanagan ditentukan oleh interaksi personal, berfungsinya saraf secara baik dan proses kognitif
• bahwa dalam akuisisi bahasa terjadi proses pemilihan kata-kata dan struktur yang tidak dimiliki oleh anak
• bahwa teori yang digunakan bersifat umum : akuisisi bahasa dipengaruhi
oleh penggunaan bahasa sekitar. DKL: akuisisi bahasa tergantung pada
lingkungan bahasa anak.
Reaksi pertama yang dilakukan oleh anak yang baru lahir : menangis
Tidak seorangpun bayi yang lahir segera mengucapkan kalimat:
Misalnya : wah, saya baru lahir tangisan pertama tidur
• menangis panas, dingin, lapar, basah,dll.
• menghafal bau badan orang yang selalu dekat dengannya
Perkembangan Akuisisi Bahasa
Akuisisi bahasa berkembang melalui fase-fase tertentu. Kriteria yang
yang digunakan adalah : gejala yang dilihat pada perkembangan anak itu
sendiri.
Kandang Bahasa
Kajian Bahasa
Kamis, 06 Desember 2012
Senin, 03 Desember 2012
Neurolinguistik
Sistem Saraf Pusat
Pada sebagian besar manusia area
bahasa terletak pada hemisfer serebri kiri. Terdapat empat area bahasa secara
konvensional yaitu dua area bahasa reseptif dan dua lainnya adalah
eksekutif yang menghasilkan bahasa. Dua area reseptif berhubungan erat
dengan zona bahasa sentral. Area reseptif berfungsi mengatur persepsi
bahasa yang diucapkan, yaitu area 22 posterior yang disebut area Wernicke
dan girus Heschls (area 41 dan 42). Area yang mengatur persepsi bahasa tulisan menempati
girus angulus (area 39) pada lobus parietal inferior anterior terhadap area
reseptif visual. Girus supra marginal yang terletak di antara pusat bahasa
auditori dan visual dan area temporal inferior yang terletak di anterior
korteks asosiasi visual kemungkinan adalah bagian dari zona bahasa sentral
juga. Area-area ini terletak pada pusat integrasi untuk fungsi bahasa visual
dan auditori.27
Area Broadman 44 dan 45 disebut area
Broca dan merupakan bagian eksekutif utama yang bertanggung jawab terhadap
aspek motorik bicara. Secara visual kata-kata yang diterima diekspresikan dalam
bentuk tulisan melalui area tulisan Exner.27 Area sensori dan
motori terhubungkan satu dengan yang lain melalui fasikulus arkuatum yang
melewati ismus lobus temporal kemudian memutari ujung posterior fisura silvii,
sambungan lainnya melalui kapsula eksterna nukleus lentikular.27
Area penerimaan visual dan
somatosensori terintegrasi pada lobus parietal, sedangkan penerimaan auditori
terletak di lobus temporal. Serat pendek, menghubungkan area Broca dengan
korteks rolandi bawah yang menginervasi organ bicara, otot bibir,
lidah, farings dan larings. Area menulis Exner juga terintegrasi dengan
organ motor untuk otot tangan . Area bahasa perisylvian juga terhubungkan
dengan striata dan thalamus dan area korespondensi pada hemisfer non dominan
melalui korpus kalosum dan komisura anterior.27
Tiga fungsi dasar otak adalah fungsi
pengaturan, proses dan formulasi. Fungsi pengaturan bertanggungjawab untuk
tingkat energi dan tonus korteks secara keseluruhan. Fungsi proses berlokasi di
belakang korteks, mengontrol analisa informasi, pengkodean dan penyimpanan.
Korteks yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk memproses rangsangan sensori
seperti rangsangan optik, akustik dan olfaktori. Data dari tiap sumber
digabungkan dengan sumber sensori lainnya untuk dianalisa dan diformulasikan.
Proses formulasi berlokasi pada lobus frontal, bertanggung jawab untuk formasi
intensi dan perilaku. Fungsi utamanya adalah untuk mengaktifkan otak untuk
pengaturan atensi dan konsentrasi.27
Meskipun hemisfer kiri dan kanan
simetris untuk proses motorik dan sensoris, namun terdapat juga
ketidaksimetrisan untuk fungsi khusus tertentu seperti bahasa. Dengan demikian,
meskipun fungsinya berbeda, kedua hemisfer tersebut saling berintegrasi dan
memberi informasi melalui korpus kalosum dan subkortikal lainnya. Fungsi yang
menonjol dari hemisfer serebri kiri adalah sebagai fungsi dasar untuk bahasa.
Teori yang paling umum mengatakan traktus kortikospinal berasal dari hemisfer
kiri yang berisi lebih banyak serat dan menyilang lebih tinggi dibanding
hemifer kanan. Belajar juga merupakan suatu faktor, terjadi banyak pergeseran
dari kiri ke kanan (shifted sinistral). Pada sebagian anak terjadi
pergeseran ke kanan hemisfer di usia muda, dan menjadi bertangan kidal.28
PROSES
MEKANISME BICARA DAN BAHASA
PICKY EATERS CLINIC (KLINIK KESULITAN MAKAN)
NEUROLINGUISTIK
Sistem Saraf Pusat
Secara konvensional terdapat empat area bahasa pada manusia, yang pada sebagian besar manusia terdapat pada hemisfer serebri kiri. Dua area bahasa adalah reseptif dan dua lainnya adalah eksekutif yang menghasilkan bahasa. Dua area reseptif berhubungan erat dengan dengan zona bahasa sentral. Area reseptif,untuk mengatur persepsi bahasa yang diucapkan yaitu area 22 posterior yang disebut area Wernicke dan girus Heschls (area 41 dan 42). Kedua, yang mengatur persepsi bahasa tulisan yang menempati girus angulus (area 39) pada lobus parietal inferior, anterior terhadap area reseptif visual. Girus supra marginal yang terletak di antara pusat bahasa auditori dan visual dan area temporal inferior yang terletak di anterior korteks asosiasi visual kemungkinan adalah bagian dari zona bahasa sentral juga. Area- area ini terletak pada pusat integrasi untuk fungsi bahasa visual dan auditori.
Secara konvensional terdapat empat area bahasa pada manusia, yang pada sebagian besar manusia terdapat pada hemisfer serebri kiri. Dua area bahasa adalah reseptif dan dua lainnya adalah eksekutif yang menghasilkan bahasa. Dua area reseptif berhubungan erat dengan dengan zona bahasa sentral. Area reseptif,untuk mengatur persepsi bahasa yang diucapkan yaitu area 22 posterior yang disebut area Wernicke dan girus Heschls (area 41 dan 42). Kedua, yang mengatur persepsi bahasa tulisan yang menempati girus angulus (area 39) pada lobus parietal inferior, anterior terhadap area reseptif visual. Girus supra marginal yang terletak di antara pusat bahasa auditori dan visual dan area temporal inferior yang terletak di anterior korteks asosiasi visual kemungkinan adalah bagian dari zona bahasa sentral juga. Area- area ini terletak pada pusat integrasi untuk fungsi bahasa visual dan auditori.
Bagian eksekutif utama terletak di
area Broadman, area 44 dan 45 disebut area Broca dan bertanggung jawab untuk
aspek motorik bicara. Secara visual kata-kata yang diterima kemudian
diekspresikan dalam benruk tulisan melalui area tulisan Exner.
Area sensori dan motor terhubungkan satu dengan yang lain melalui fasikulus arkuatum yang melewati ismus lobus temporal kemudian memutari ujung posterior fisura silvii, sambungan lainnya melalui kapsula eksterna nukleus lentikular.
Area sensori dan motor terhubungkan satu dengan yang lain melalui fasikulus arkuatum yang melewati ismus lobus temporal kemudian memutari ujung posterior fisura silvii, sambungan lainnya melalui kapsula eksterna nukleus lentikular.
Zona penerimaan visual dan
somatosensori terintegrasi pada lobus parietal, sedangkan penerimaan auditori
terletak di lobus temporal. Serat pendek, menghubungkan area Broca dengan
korteks rolandi bawah yang menginervasi organ bicara, otot bibir, lidah,
farings dan larings. Area menulis Exner juga terintegrasi dengan organ motor
untuk otot tangan . Area bahasa perisylvian juga terhubungkan dengan striata
dan thalamus dan area korespondensi pada hemisfer non dominan melalui korpus
kalosum dan komisura anterior.
Organisasi
Otak
Tiga fungsi dasar otak adalah fungsi pengaturan, proses dan formulasi. Fungsi pengaturan bertanggungjawab untuk tingkat energi dan tonus korteks secara keseluruhan. Fungsi proses berlokasi pada belakang korteks, mengontrol analisa informasi, pengkodean dan penyimpanan. Korteks yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk memproses rangsangan sensori seperti rangsangan optik, akustik dan olfaktori. Data dari tiap sumber digabungkan dengan sumber sensori lainnya untuk dianalisa dan pembentukan. Proses formulasi berlokasi pada lobus frontal, bertanggungjawab untuk formasi intensi dan perilaku. Fungsi utamanya adalah untuk mengaktifkan otak untuk pegaturan atensi dan konsentrasi.
Tiga fungsi dasar otak adalah fungsi pengaturan, proses dan formulasi. Fungsi pengaturan bertanggungjawab untuk tingkat energi dan tonus korteks secara keseluruhan. Fungsi proses berlokasi pada belakang korteks, mengontrol analisa informasi, pengkodean dan penyimpanan. Korteks yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk memproses rangsangan sensori seperti rangsangan optik, akustik dan olfaktori. Data dari tiap sumber digabungkan dengan sumber sensori lainnya untuk dianalisa dan pembentukan. Proses formulasi berlokasi pada lobus frontal, bertanggungjawab untuk formasi intensi dan perilaku. Fungsi utamanya adalah untuk mengaktifkan otak untuk pegaturan atensi dan konsentrasi.
Dominasi serebri
Meskipun hemisfer kiri dan kanan simetris untuk proses motorik dan sensoris, terdapat asimetris juga untuk fungsi khusus tertentu seperti bahasa. Namun demikian, meskipun fungsinya berbeda, kedua hemisfer saling berintegrasi dan informasi yang melalui keduanya melalui korpus kalosum dan subkortikal lainnya. 2 Fungsi yang menonjol dari hemisfer serebri kiri merupakan fungsi dasar untuk bahasa. Teori yang paling umum adalah traktus kortikospinal berasal dari hemisfer kiri yang berisi lebih banyak serat dan menyilang lebih tinggi dibanding hemifer kanan. Belajar juga merupakan suatu faktor , terjadi banyak pergeseran dari kiri ke kanan (shifted sinistral). Pada sebagian anak terjadi pergeseran ke kanan hemisfer di usia muda, dan menjadi bertangan kidal..
Meskipun hemisfer kiri dan kanan simetris untuk proses motorik dan sensoris, terdapat asimetris juga untuk fungsi khusus tertentu seperti bahasa. Namun demikian, meskipun fungsinya berbeda, kedua hemisfer saling berintegrasi dan informasi yang melalui keduanya melalui korpus kalosum dan subkortikal lainnya. 2 Fungsi yang menonjol dari hemisfer serebri kiri merupakan fungsi dasar untuk bahasa. Teori yang paling umum adalah traktus kortikospinal berasal dari hemisfer kiri yang berisi lebih banyak serat dan menyilang lebih tinggi dibanding hemifer kanan. Belajar juga merupakan suatu faktor , terjadi banyak pergeseran dari kiri ke kanan (shifted sinistral). Pada sebagian anak terjadi pergeseran ke kanan hemisfer di usia muda, dan menjadi bertangan kidal..
Maturasi otak
Perkembangan bahasa sangat berhubungan erat dengan maturasi otak. Secara keseluruhan terlihat dengan berat kasar otak yang berubah sangat cepat dalam 2 tahun pertama kehidupan. Hal ini disebabkan karena mielinisasi atau pembentukan selubung sistem saraf. Proses mielinisasi ini dikontrol oleh hormon seksual, khususnya estrogen. Hal ini menjelaskan kenapa proses perkembangan bahasa lebih cepat pada anak perempuan.
Perkembangan bahasa sangat berhubungan erat dengan maturasi otak. Secara keseluruhan terlihat dengan berat kasar otak yang berubah sangat cepat dalam 2 tahun pertama kehidupan. Hal ini disebabkan karena mielinisasi atau pembentukan selubung sistem saraf. Proses mielinisasi ini dikontrol oleh hormon seksual, khususnya estrogen. Hal ini menjelaskan kenapa proses perkembangan bahasa lebih cepat pada anak perempuan.
Pada sekitar 2 bulan, korteks
motorik di lobus frontal menjadi lebih aktif. Anak memperoleh lebih banyak
kontrol dalam perilaku motor volusional. Korteks visual menjadi lebih aktif
pada usia 3 bulan, jadi anak menjadi lebih fokus pada benda yang dekat maupun
yang jauh. Selama separuh periode tahun pertama korteks frontal dan hipokampus
menjadi lebih aktif. Hal ini menyebabkan peningkatan kemampuan untuk mengingat
stimulasi dan hubungan awal antara kata dan keseluruhan. Pengalaman dan interaksi
bayi akan membantu anak mengatur kerangka kerja otak.
Diferensiasi otak fetus dimulai pada
minggu ke -16 gestasi. Selanjutnya maturasi otak berbeda dan terefleksikan pada
perilaku bayi saat lahir. Selama masa prenatal batang otak, korteks primer dan
korteks somatosensori bertumbuh cepat. Sesudah lahir serebelum dan hemisfer
serebri bertumbuh cepat terutama area reseptor visual,. Ini menjelaskan bahwa
maturasi visual teradi relatif lebih awal dibandingkan auditori. Traktus
asosiasi yang mengatur bicara dan bahasa belum sepenuhnya matur sampai periode
akhir usia pra sekolah. Pada neonatus, vokalisasi dikontrol oleh batang otak
dan pons. Reduplikasi babbling menandakan maturasi bagian wajah dan area
larings pada korteks motor. Maturasi jalur asosiasi auditorik seperti fasikulus
arkuatum yang menghubungkan area auditori dan area motor korteks tidak tercapai
sampai awal tahun kedua kehidupan sehingga menjadi keterbatasan dalam intonasi
bunyi dan bicara. Pengaruh hormon estrogen pada maturasi otak akan mempengaruhi
kecepatan perkembangan bunyi dan bicara pada anak perempuan.
PROSES
FISIOLOGIS BICARA
Menurut beberapa ahli komunikasi,
bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut)
yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk
mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa
sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur
bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan
struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.
Terdapat 2 hal proses terjadinya
bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi pendengaran,
penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat
dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi,
tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.
Di dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahsa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat.
Di dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahsa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat.
Kedua pusat bahasa reseptif tersebut
adalah area 41 dan 42 disebut area wernick, merupakan pusat persepsi
auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang
berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman adalah pusat persepsi
visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang
bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahsa
ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut
asosiasi.
Saat mendengar pembicaraan maka
getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang telinga luar kemudian
menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh
ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga
bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut Coclea.
Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VII
ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick. Kemudian jawaban
diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area
motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara
dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara
dari paru-paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum
(langit-langit). Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf
motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.
Proses
reseptif – Proses dekode
Begitu rangsang auditori masuk, formasi retikulum pada batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut diterima oleh talamus dan kemudian diteruskan ke area masing-masing korteks auditori pada girus Heschel. Sebagian besar signal saraf yang diterima oleh girus ini berasal dari telinga pada sisi berlawanan.
Begitu rangsang auditori masuk, formasi retikulum pada batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut diterima oleh talamus dan kemudian diteruskan ke area masing-masing korteks auditori pada girus Heschel. Sebagian besar signal saraf yang diterima oleh girus ini berasal dari telinga pada sisi berlawanan.
Girus dan area asosiasi auditori
memisahkan dan membedakan informasi bermakna yang masuk. Selanjutnya masukan
linguistik yang sudah dikode akan dikirim ke lobus temporal kiri untuk
diproses, sedangkan masukan paralinguistik (intonasi, tekanan, irama dan
kecepatan) masuk ke lobus temporal kanan. Analisa linguistik dilakukan pada
area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus angular dan supramarginal akan
membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta perwakilan
linguistik.
Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa penerimaan unit suara melalui telinga. Dilanjutkan dengan dekode gramatika. Proses berakhir pada dekode semantik dengan pemahamn konsep atau ide yang disampaikan lewat pengkodean tersebut.
Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa penerimaan unit suara melalui telinga. Dilanjutkan dengan dekode gramatika. Proses berakhir pada dekode semantik dengan pemahamn konsep atau ide yang disampaikan lewat pengkodean tersebut.
Proses ekspresif – Proses encode
Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui fasikulus arkuatum ke area Broca untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks motorik yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan proses aktif pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enekode semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode fonologi. Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak pembicara.
Terdapat proses transmisi antara dekode dan enkode, yaitu pemindahan atau penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar.
Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui fasikulus arkuatum ke area Broca untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks motorik yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan proses aktif pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enekode semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode fonologi. Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak pembicara.
Terdapat proses transmisi antara dekode dan enkode, yaitu pemindahan atau penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar.
Kedua proses berbahasa ini
disimpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam proses belajar berbahasa, kedua
kemampuan menggunakan bahasa reseptif dan ekspresif harus berkembang dengan
baik.2,3
Langganan:
Postingan (Atom)