Psikolinguistik
I. Pengertian psikologi menurut para ahli
1. Hartley
Psikolinguistik membahas hubungan bahasa dengan otak dalam memproses dan mengkomunikasikan ujaran dan dalam akuisisi bahasa
Hal yang penting adalah bagaimana memproses dan menghasilkan ujaran dan bagaimana akuisisi bahasa itu berlangsung.
Proses bahasa berlangsung adalah pekerjaan otak. Yang tidak dimengerti
dan tidak diketahui yang pasti ialah bagaimana proses pengolahan bahasa
sehingga berwujud satuan-satuan yang bermakna dan bagaimana proses
pengolahan satuan ujaran yang dikirim oleh pembicara sehingga dapat
dimengerti pendengar. Yang pasti segala sesuatu berada dalambatabatas
kesadaran ( pembicara maupun pendengar).
2. Carles Osgood dan Thomas Sabeok
Psikolinguistik secara langsung berhubungan dengan proses kode dan mengkode seperti orang berkomukasi.
3. Robert Lado
psikolinguistik adalah gabungan melalui psikologi dan linguistik.
Bagaimana telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian ,
dan perubahan bahasa. Menurut Lado psikologi hanya merupakan
pendekatan.
Pendekatan untuk menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa dan perubahan bahasa.
• Pengetahuan bahasa bersangkut paut dengan masalah kognitif
• Pemakaian bahasa berkaitan dengan praktek pengetahuan bahasa (apa yang diketahui dikemukakan dalam pemakaian bahasa).
• Peruabahan bahasa menyangkut akuisisi bahasa dan tahap perkembanganya terutama ketika manusia masih kecil/kanak.
4. Emon Back
Psikolinguistik adalah ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya pembicara
membentuk dan membangun suatu atau mengerti kalimat tersebut.
Hal ini mengacu pada domain kognitif, yakni bagaimana bahasa berproses
dalam otak kita. Bahasa yang diwujudkan dalam kalimat dihasilkan oleh
pebicara yang kemudian diusahakan untuk dimengerti oleh pendengar.
1. Langacker
Psikolinguistik merupakan telaah akuisisi bahasa dan tingka laku
linguistik terutama mekanisme psikologis yang bertujuan pada kedua
bahasa tersebut.
Akuisisi bahasa bersangkut paut dengan proses pemerolehan bahasa.
Tinga laku linguistik mengacu pada proses kompetensi dan performance
bahasa. Proses ini bahasa ini tetap dalam otak. Oleh karena itu
mekanisme psikologi sangat berperan.
2. Diebolt yang dikutip Slama.
Psikolinguistik dalam pengertian luas membicarakan hubungan antara psean
dengan sifat-sifat kemandirian manusia yang menyeleksi dan nmenafsirkan
pesan.
7. Paul Fraisse
Psikolinguistik adalah hubungan antara kebutuhan kita untuk berekpresi
dan berkomukasi dan benda-benda yang ditawarkan kepada kita melalui
bahasa yang kita pelajari sejak kecil dan tahap-tahap selanjtnya.
Berdasarkan batasan-batasan yang telah disebutkan diatas terdapat pandangan sebagai berikut :
• psikolinguistik membahas hubungan bahasa dengan otak
• psikolinguistik berhubungan langsung dengan proses mengkode dan menafsirkan kode
• psikolinguistik sebgai pendekatan
• psikolinguistik menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan perubahan bahasa
• psikolinguistik menitikberatkan pada pembahasan mengenai akuisisi bahasa dan tingkalaku linguistik.
PSIKOLINGUISTIK
Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang kerap
perkembangannya pesat karena membuka diri dalam temuan disiplin ilmu
lain sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan
bahasa (language acguisition) serta komprehensi dan produksi bahasa (
speech comprehension and production). Psikolinguistik merupakan salah
satu cabang linguistik yang kompleks. Ahli psikolinguistik dituntut
untuk dapat melakukan analisis pada semua tataran linguistik
(fonologi-morfologi-sintaksis-wacana-semantik-pragmatik) dengan baik
karena psikolinguistik berusaha memahami bagaimana bahasa berbahasa di
otak manusia. Selain itu, psikolinguistik juga mempertanyakan kembali
apakah terdapat bukti biologis bahwa bahasa bersifat anugerah kodrati
(innate properties) sebagaimana dicetuskan oleh Chomsky. Kajian
psikoliguistik akan memberi kajian yang bermanfaat untuk perencanaan
bahasa jika penelitian tentang pemerolehan bahasa pertama (chil language
acquisition) ditingkatkan.
Hasil penelitian mengenai anak yang normal, baik pemerolehan bahasa
Indonesia maupun pemerolehan bahasa daerah, diperlukan oleh perencanaan
bahasa dan juga oleh bidang pengajaran bahasa. Teori yang terbaru, yaitu
cenectionism sangat berkaitan erat dengan kumputasi bahasa (language
computing), yaitu pembuat program komputer yang mencoba meniru kerja
otak dalam memproses bahasa. Dalam hal ini, komputer diprogram agar
dapat melakukan pemprosesan bahasa secara pararel , masal, dan serempak
(massive parallel prosesing ) dan computer diharapkan dapat belajar
menemukan sendiri pola dan struktur bahasa tanpa diberi asupan tentang
tata bahasa. Hal ini untuk meniru cara kerja otak anak ketika belajar
berbahasa sehingga satu-satunya jalan untuk menemukan pola dan struktur
bahasa adalah dengan mencoba mengoneksikan berbagai data kebahasaan yang
dientri ke dalam komputer.
Pendekatan struktural lebih berorientasi pada pengamatan produk bahasa
dengan mencoba memahami perspektif proses komprehensi dan atau produk
bahasa yang menjadi otak manusia. Misalnya dengan menggunakan data
linguistik berupa kilir lidah yang dikenal spoonerisms. Psikolinguistik
merupakan salah satu cabang lilnguistik yang sangat menarik karena
“memaksa” kita membuat berbagai hipotesis tentang cara kerja otak
memproses bahasa.
II. Objek Bahasa
Psikolinguistik adalah gabungan dua disiplin ilmu
Bahasa gejala jiwa
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa objek psikolinguistik adalah
bahasa juga, tetapi bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang
tercermin dalam gejala jiwa. Dengan kata lain, bahasa yang dilihat dari
aspek –aspek psikologis.
• Contoh : orang yang sedang marah akan lain perwuju dan bahasa yang digunakan dengan orang yang sedang bergembira.
Titik berat psikolinguistik adalah bahasa, dan bukan gejala jiwa. itu
sebabnya dalam batasan-batasan psikolinguistik yang telah dikemukakan
selalu ditonjolkan proses bahasa yang terjadi pada otak (mind), baik
proses yang terjadi di otak pembicara maupun proses yang terjadi pada
otak pendengar.
III. Lingkup Psikolinguistik
Lingkup psikologis mencoba memerikan bahasa dilihat dari aspek-aspek
psikologi dan sejauh dapat dipikirkan oleh otak manusia. Topik-topik
penting yang menjiwai lingkupan psikolinguistik adalah :
• Proses bahasa dalam komuniasi dan pikiran
• akuisisi bahasa
• Pola tingkah laku berbahasa
• asosiasi verbal dan persoalan makna
• Proses bahasa pada orang yang abnormal
• Persepsi ujaran dan kognisi
Kita sulit memikirkan bagaimana satuan bahasa bersemayam dalam otak
kita.Yang jelas, kita menyaksikan bahwa kita berbicara kadang-kadang
tanpa dipikirkan lagi, dan kita bergembira karena lawan bicara mengerti
apa yang kita katakan.
1.4 Kedudukan Psikolinguistik dan Ilmu Lain
Setiap ilmu berdiri sendiri. Namun dalam operasionalnya tidak berdiri
sendiri. Biasanya manusia menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan
berbagai cabang ilmu. dengan kata lain terdapat hubungan suatu ilmu
dengan ilmu yang lain. Bagaimana kedudukan psikolinguistik dengan ilmu
lain dapat digambarkan oleh George sebagai berikut:
Contoh : Ali yang gemuk itu sakit.
Linguistik : struktur kalimat
Psikologi : bagaimana perasaan Ali yang sakit?
Logika : mungkinkah orang yang gemuk itu sakit?
filsafat : dari mana datangnya sakit, dan kalau sudah sembuh ke mana
perginya rasa sakit itu? mengapa orang sakit meskipun diobati meninggal
juga?
psikologi
Linguistik
Filsafat
logika
1.5 Psikologi Dewasa Ini
Dewasa ini psikolinguistik lebih diarahkan untuk pendidikan bahasa.
Psikolinguistik dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa. Pengajaran bahasa
di sini diarahkan agar si terdidik mahir berbahasa. Jadi, tujuannya
praktis, yakni agar si terdidik dapat menggunakan bahasa yang diajarkan
kepadanya. Peranan psikolinguistik dalam pengajaran bahasa bukan saja
berhubungan dengan akuisisi bahasa, tetapi juga untuk kepentigan belajar
bahasa pertama, bahasa kedua, dan bahasa asing. Dewasa ini si terdidik
bukan saja mempelajari satu bahasa tetapi harus diajarkan bahasa yang
bukan bahasa ibunya. Untuk mempelajari bahasa diperlukan gabungan teori
linguistik dan psikologi yang menjelama dalam sub disiplin linguistik
yang disebut Psikolinguistik Dengan adanya psikolinguistik diharapkan
proses akuisis bahasa lebih terungkap dan pengajaran bahasa , baik
bahasa ibu, bahasa kedua, maupun bahasa asing lebih memenuhi harapan.
2. Aspek-Aspek Psikolinguistik
2.1 Pendekatan
Bahasa dapat dilihat dari pendekatan :
a) Bahasa sebagai suatu sistem
b) Bahasa sebagai tingkah laku personal
c) Bahasa sebagai tingkah laku antarpersonal
a) Bahasa sebagai suatu sistem
Mengisyaratkan adanya kaidah yang mengatur suatu bahasa. Kaidah bahasa
tertentu tercermin dalam tatarannya. Kaidah tersebut tidak berdiri
sendiri tetapi merupakan seperangkat unsur yang menjalin dan membentuk
suatu sistem. Bahasa itu bersifat dinamis dengan pengertian bahwa bahasa
itu berkembang sesuai dengan perkembangan penutur bahasa. Itu sebabnya
bahasa dapat pula kita lihat sebagai tingka laku personal. Sebagai suatu
sistem bahasa menampakan wujudnya dalam bunyi dan simbol-simbol. Bunyi
dan simbol mengikuti kaidah yang ditaati oleh penutur bahasa dan secara
konvensional digunakan dalam kehidupan sehari-hari. sistem bahasa
tertentu yang merupakankompetensi penutur bahasa akan menampakan
wujudnya dalam performansi seseorang.
b) Bahasa sebagai tingkah laku personal
Sebagai tingkah laku personal, bahasa menampakan wujudnya dalam penampilan seseorang.
Contoh : apabila seseorang berkata, “Berkatalah Saudara dan akan saya
katakan siapakah saudara”. Dengan kata lain, dengan bahasa kita dapat
ketahui tingkah laku penutur bahasa. Orang bisa saja mengambil
kesimpulan dengan melihat reaksi seseoran terhadap rangsangan yang ia
terima. Hubungan antara siatasi, konteks verbal pembicaraan dapat
dipelajari dan dapat kiota mengamil kesimpulan makna yang terkandung
dalam sutau tuturan.
b) Bahasa sebagai tingkah laku antarpersonal
bahasa dapat dilihat melalui situasi komunikasi pada situasi tertentu.
Apabila seseorang bertanya dan lawan bicara menjawab dengan memuaskan
berarti komunikasi berhasil baik. Sebaliknya kalau seseorang memerintah
kemudian lawan bicara diam saja, itu tandanya komunikasi tidak berhasil.
Sebab-sebabnya dapat dilihat dari :
• pembicara
• lawan bicara
• situasi
Banyak variable yang ikut menentukan lancarnya komunikasi.
Dalam komunikasi terjadi banyak hambatan yang berhubungan dengan persepsi penutur antara lain :
• informasi yang dikirim kurang jelas
• ingatan dan kapasitas penutur dan pendengar berbeda
• kedua pembicara menggunakan konvensi gramatikal yang berbeda
• antara keduanya terjadi interferensi gramatikal yang bersifat regional, dan
• pengaruh alat bicara dan alat dengar yang tidak sempurna.
kalau kita ingin menggunakan bahasa tertentu, salah satu cara yakni mendengarkan tuturan penutur bahasa yang bersangkutan.
Dilihat dari segi psikolinguistik, tuturan dapat dilihat dari tiga tingkat, yakni
1) struktural
2) intensional
3) motivasional
Aspek struktural : mengacu kepada sistem bahasa yang bersangkutan,
Aspek intensional : mengacu kepada kebertahanan leksikon dan makna pada otak pembicara ,
Aspek motivasional : mengacu kepada daya dorong yang menyebabkan seseorang menyatakan sesuatu dengan menggunakan bahasa.
2.2 Pengertian
Menurut Langacker: linguistik adalah bahasa manusia
Lyons : linguistik adalah studi bahasa secara ilmiah
berdasarkan kedua batasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa objek
linguistik adalah bahasa dan bahasa yang dimaksud adalah bahasa manusia.
Untuk berkomunikasi bahasa memegang peranan yang sangat penting. Bahasa
yang sangat berperan adalah bahasa lisan. Semua manusia menggunakan
bahasa lisan untuk menghubungkan dirinya dengan dunia di luar dirinya.
penggunaan bahasa dapat dijadikan alat untuk menerka proses yang
bergejolak dalam jiwa seseorang.
2.3 Bahasa sebagai Objek Linguistik
1) Bahasa merupakan seperangkat bunyi : bunyi bahasa. Kita mengerti
pesan yang tersirat dalam deretan bunyi bahasa itu karena termasuk
penutur bahasa yang digunakan oleh pembicara
2) Bahasa bersifat arbitrer
Hubungan antara bunyi atau urutan bunyi dan objeknya bersifat arbitrer
dan tidak dapat diterka. tidak ada hubungan antara kegiatan meletakan
dan bunyi meletakan.
3) Bahasa bersitaf sistematis
Setiap bahasa mempunyai sistem sendiri-sendiri yang berbeda dengan sistem bahasa manapun
4) Bahasa merupakan seperangkat simbol
Bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara manusia yang berwujud kata-kata,
sebenarnya, sebenarnya simbol yang mewakili suatu benda, proses,
peristiwa atau kegiatan.
Misalnya : kegiatan meletakkan. simbolnya meletakkan. Jadi kalau kita
melihat seseorang sedang membungkukan dan tangannya yang di sebelah
menaruh sesuatu maka simbol kegiatan ini meletakkan.
5) Bahasa bersifat sempurna
Sempurna dalam hal telah memenuhi amanat pembicara.
Contoh : Letakanlah buku di atas meja
2.4 Proses Bahasa
Kalau kita mendengar orang yang sedang berbicara, sesungguhnya kita
hanya mendengar bunyi-bunyi bahasa yang tentu harus dibedakan dari bunyi
yang lain, misalnya bunyi orang bersiul atau mendengkur. Bunyi bahasa
itu, ada yang kita mengerti dan ada pula yang asing bagi kita. Bunyi
bahasa yang kita mengerti menandakan bahwa pembicara memiliki bahasa
yang sama dengan bahasa kita atau antara pembicara dan kita sebagai
pendengar saling mengerti. Sebaliknya kalau kita mendengar urutan bunyi
bahasa tetapi tidak mengerti apa yang dikatakan bahwa bahasa yang
digunakan bukan bahasa kita atau bahasa asing bagi kita. Dengan adanya
pengetahuan tentang bahasa kita dapat menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa lainnya. Artinya ada persepsi yang sama tentang bahasa yang
digunakan. secara operasional, komunikasi yang sedang berlangsung itu
bersitaf timbal balik.
Namun dalam keadaan tertentu komunikasi itu hanya bersifat searah
Misalnya : kita menyuruh seseorang dan yang bersangkutan tidak bereaksi apa-apa,kecuali melaksanakan suruhan kita.
Bahasa yang digunakan dalam proses komunikasi sebenarnya melalui suatu
proses yang disebut proses bahasa. Proses bahasa dapat dibagi tiga
bagian, yakni :
1) proses ketika masih berada dalam jati diri seseorang
2) berada di lingkungan , dan
3) berada dalam jati diri pendengar.
BAHASA DAN PIKIRAN
Bahasa digunakan untuk mengungkapkan pikiran.
Pertanyaan yang perlu dikerjakan :
1. bagaimana hubungan antara bahasa dan pikiran.
2. dapatkah kita berpikir tanpa bahasa
3. bagaimana proses berpikir itu
4. apakah pikiran kita dipolakan oleh struktur bahasa yang kita gunakan
5. bagaimana caranya agar hasil pemikiran dimengerti oleh pendengar
Langacker : berpikir adalah aktivitas mental manusia. Aktivitas mental
akan berlangsung apabila ada stimulus, artinya ada sesuatu yang
menyebabkan manusia untuk berpikir. Memang ada saja yang dipikirkan
manusia.
Bahasa digunakan untuk mengoperasikan hasil pemikiran manusia. dalamhubungan inibahasa dapat dilihat dari dua hal yakni :
1) sebagai aktivitas jiwa;
2) bahasa sebagai aktvitas otak
• Sebagai aktivitas jiwa : bahasa dapat dianggap baik sebagai gerakan mental atau sebagai stimulus reaksi..
• Ilmu yang mempelajari bahasa sebagai gerakan mental di sebut psikomekanik
• bahasa dianggap sebagai aktivitas otak
Sebagai aktivitas otak terdapat dua pendekatan yang digunakan yakni :
• pendekatan melalui neurology : bunyi bahasa dan konsep terdapat dalam otak
• pendekatan teknologi : terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan :
1. model kontruksi
2. model teoritis
3. model kerja
1 pengertian
Psikolog dan linguis pada saat ini lebih suka menggunakan istilah
akuisisi bahasa (language acquisition) .Istilah akuisisi lebih baik
digunakan daripada istilah belajar bahasa karena belajar bahasa lebih
banyak digunakan oleh ahli-ahli psikologi.
• Studi tentang akuisisi bahasa bukan hanya dilakukan bagi anak-anak
norma tetapi, tetapi juga dilakukan terhadap anak-anak yang abnormal.
2.Teori Akuisisi Bahasa
1) Teori akuisisi bahasa yang behavioristik
2) Teori akuisisi bahasa yang mentalistik
3) Teori akuisisi bahasa yang kognitiftik
1) Teori akuisisi bahasa yang behavioristik atau kaum empiris/
antimentalistik/ makanis : tidak ada struktur linguistik yang dibawa
sejak lahir. Anak lahir dianggap kosong dari bahasa. Lingkunganlah yang
akan membentuk yang perlahan-lahan dikondisi oleh lingkungan dan
pengukuhan terhadap tingkah lakunya. pengetahuan dan ketrampilan
berbahasa diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar.
2) Teori akuisisi bahasa yang mentalistik /nativis / rasionalis :
Seorang anak sejak lahir telah membawa sejumlah kapasitas atau potensi
bahasa yang akan berkembang sesuai dengan proses kematangan
intelektualnyaatau disebut LAD (Language Acquisition Device).kelangkapan
berbahasa ini berisis sejumlah hipotesis bawaan.
3) Teori akuisisi bahasa yang kognitiftik : aspek pengetahuan dan pegalaman
Teori kognitif menekankan hasil kerja menta, hasil pekerjaan yang nonbehaviristik
Proses Akuisisi Bahasa
Telah ada keyakinan antara sesame ahli psikolinguistik bahwa akuisisi
bahasa bersifat dinamis : berlangsung dari tahap yang satu ke tahap yang
lain.
dalam tahap perkembangan akuisisi ini terjaadi :
• perubahan yang terjadi dengan struktur kata
• perkembanagan ditentukan oleh interaksi personal, berfungsinya saraf secara baik dan proses kognitif
• bahwa dalam akuisisi bahasa terjadi proses pemilihan kata-kata dan struktur yang tidak dimiliki oleh anak
• bahwa teori yang digunakan bersifat umum : akuisisi bahasa dipengaruhi
oleh penggunaan bahasa sekitar. DKL: akuisisi bahasa tergantung pada
lingkungan bahasa anak.
Reaksi pertama yang dilakukan oleh anak yang baru lahir : menangis
Tidak seorangpun bayi yang lahir segera mengucapkan kalimat:
Misalnya : wah, saya baru lahir tangisan pertama tidur
• menangis panas, dingin, lapar, basah,dll.
• menghafal bau badan orang yang selalu dekat dengannya
Perkembangan Akuisisi Bahasa
Akuisisi bahasa berkembang melalui fase-fase tertentu. Kriteria yang
yang digunakan adalah : gejala yang dilihat pada perkembangan anak itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar